Dulu kala, di suatu kerajaan bernama Veridia, hiduplah seseorang gadis bernama Alina. Beliau diketahui bukan cuma sebab kecantikannya, namun pula hatinya yang penuh kasih. Tetapi, kerajaan Veridia lagi terletak di ambang kebangkrutan. Kekeringan yang menyerang sepanjang bertahun- tahun membuat tanah gersang, bengawan mengering, serta orang hidup dalam kelaparan.

Alina, yang tidak kuat memandang beban rakyatnya, menghadiri seseorang dokter berumur di hutan. Dokter itu menggambarkan hikayat mengenai Lilitan Air Mata scatter hitam, artefak kuno slot gacor terbaik yang bisa memanggil hujan serta bawa kehidupan balik ke tanah yang mati. Tetapi, buat menciptakannya, seorang wajib melampaui Ngarai Gelisah serta mengalami tes terberat dari batin serta pikirannya sendiri.

 Gadis, anda wajib menempuh ekspedisi ini sendiri, tutur dokter itu. Cuma batin yang asli serta penuh kasih yang dapat membangkitkan daya lilitan itu.

Ekspedisi Mengarah Ngarai Duka

Alina menyudahi buat melaksanakan ekspedisi ke Ngarai Gelisah. Beliau meninggalkan kastel tanpa penjagaan, cuma bawa suatu kalung peninggalan pemberian ibunya yang dipercayai dapat melindunginya dari ancaman.

Dalam ekspedisi, Alina melampaui Hutan Bayang- bayang Hitam, tempat beliau dihantui oleh bisikan- bisikan dari era lalunya. Suara itu mengejek, Kenapa anda hirau pada rakyatmu? Anda dapat hidup aman di kastel tanpa mempertimbangkan mereka.

Alina menanggapi dengan jelas, Rakyatku merupakan keluargaku. Bila mereka mengidap, saya pula mengidap. Dengan tanggapannya, bayangan- bayangan itu lenyap, serta jalannya balik jelas.

Sehabis melampaui hutan, beliau datang di Tebing Ketetapan, di mana beliau wajib memilah salah satu dari 2 jalur. Jalur awal berbelok- belok, penuh duri serta batu runcing. Jalur kedua nampak lembut, dengan bunga- bunga bagus yang berkembang di selama sisinya. Alina memilah jalur awal, walaupun susah, sebab beliau ketahui jalur gampang kerap kali bawa bujukan yang salah.

Lilitan Air Mata Scatter Hitam

Sehabis berhari- hari berjalan, Alina kesimpulannya datang di Ngarai Gelisah. Di tengah ngarai itu, beliau memandang suatu mazbah besar dengan lilitan gelap yang bercahaya buram. Di dekat lilitan itu terdapat suatu kubangan air yang membalikkan wajah Alina, namun air itu keruh serta membodohi.

Dikala Alina mendekati mazbah, suara dalam ngarai bergaung.

 Mengapa anda tiba ke mari, aduhai gadis? Apa yang anda cari dari lilitan ini?

Alina menanggapi, Saya tidak mencari kekayaan ataupun kewenangan. Saya mau menghidupkan balik tanah Veridia, supaya rakyatku dapat hidup tanpa beban.

Suara itu mengatakan, Jika sedemikian itu, anda wajib meyakinkan ketulusanmu. Lilitan ini cuma hendak bertugas dengan air mata yang jatuh dari batin yang penuh kasih.

Alina memandang kubangan air di dasar lilitan itu. Beliau terkenang seluruh beban yang beliau saksikan—anak- anak yang kelaparan, ladang- ladang yang kering, serta air mata orang yang habis sebab keputusasaan. Tanpa siuman, air mata mulai mengalir dari matanya, jatuh ke dalam kubangan itu. Lama- lama, air yang membodohi berganti jadi bening, serta lilitan gelap mulai bercahaya jelas.

Ikon scatter hitam timbul di lilitan, serta hujan kencang mulai turun dari langit. Ngarai yang sebelumnya kering berganti jadi produktif, bengawan mulai mengalir, serta bunga- bunga bermekaran.

Suara ngarai mengatakan lagi, Gadis Alina, anda sudah membuktikan integritas serta kegagahan. Daya ini saat ini milikmu. Gunakanlah buat kebaikan.

Balik ke Veridia

Alina balik ke Veridia dengan bawa lilitan itu. Dengan kekokohannya, beliau memanggil hujan ke tiap ujung kerajaan. Ladang- ladang yang mati balik hidup, serta sungai- sungai balik mengalir. Orang berteriak- teriak bahagia, serta julukan Gadis Alina dikenang selaku juru selamat Veridia.

Tetapi, Alina tidak sempat kurang ingat pelajaran dari perjalanannya. Beliau mengatakan pada rakyatnya, Daya ini tidaklah milikku. Ini merupakan hasil dari kegiatan keras serta berkah kita bersama. Ayo kita piket tanah ini dengan kasih serta kebijaksanaan.

Pelajaran dari Lilitan scatter hitam pragmatic

Hikayat Gadis Alina serta Lilitan scatter hitam lalu dikisahkan dari angkatan ke angkatan. Cerita ini mengarahkan kalau daya asli tidaklah suatu yang didapat dengan gampang, melainkan tiba dari batin yang ikhlas, kegagahan, serta dedikasi.

Serta untuk mereka yang mempunyai batin asli, bisa jadi Lilitan scatter hitam sedang menunggu, sedia membagikan mukjizat untuk bumi yang membutuhkannya.